Home » » Sebuah Renungan – ULAMA’

Sebuah Renungan – ULAMA’

Sebuah Renungan – ULAMA’ - Uang dan harta boleh datang dan pergi, namun harga diri dan kemanusiaan tidak boleh meninggalkan kita.
Ulama’ tidak layak bergaul dan mencari popularitas dengan pejabat.

Ulama’ jangan terlalu dekat dan terlalu sering mendatangi pejabat. Dikuatirkan kewibawaan ulama’ bisa pudar. Dikhawatirkan fatwa ulama’ tidak berlaku karena sungkan menerima hadiah – hadiah dari pejabat.

Ulama’ tidak bergaul dengan pejabat. Kecuali dalam keadaan darurat, seperti member pertolongan, dan menyampaikan nasehat untuk kemaslahatan umat.

“Ulama’ – ulama’ adalah kepercayaan para Rasul atas hamba – hamba Allah selama mereka tidak mencampuri pejabat.  Apabila mereka telah  mencampuri para pejabat, maka mereka telah menghianati para Rasul. Berhati -  hatilah dengan mereka dan jauhilah. “Sejelek-jelek ulama’ adalah yang telah mendatangkan  para pejabat. Dan sebaik – baik pejabat adalah mereka yang mendatangi para ulama’.” (Al-Hadits)
Untuk Menjadi Populer
Unjuk gigi pada orang ompong, banyak orang bisa. Unjuk gigi pada orang punya taring itu baru luar biasa.
Untung tak dapat di tolak, mujur tak dapat diraih. Artinya takdir, qadha dan qadar itu tidak dapat  manusia yang mengatur dan menentukannya. Itu adalah Tuhan yang menentukan. Manusia hanya diwajibkan berusaha, Tuhanlah yang menentukan.

Untung sabut terapung, untuk batu terbenang. Bila takdir atau suratan baik, maka baiklah jadinya. Bila suratan atau takdir buruk, maka buruklah jadinya. Manusia memang harus ridha berparah diri kepada ketentuan Yang Maha Kuasa.

Untuk menjadi popular itu tidak begitu sulit. Tetapi apakah kita pantas untuk menerima kepopuleran tersebut.  Untuk menjadi populer itu tidaklah sulit karena berbagai kejahatan dapat membuat orang jadi populer. Untuk menjadi populer tidaklah sulit, tetapi yang sulit adalah mengisi kepopuleran dengan bobot.

Untuk mencapai suatu keberhasilan tidak ada yang instan dan kebetulan. Harus diperjuangkan ibarat mengambil buah di atas pohon, tidak cukup menunggu di bawahnya saja.

Untuk menjadi jutawan itu, yang sulit adalah satu juta pertama (Red: satu juta dolar)
Usaha
Usaha! Sudahkah kita berusaha dengan sungguh – sungguh. Apakah sekedarnya saja, padahal kita belum maksimal bekerja. Padahal kita belum fokus, kurang ulet dan mudah menyerah. Sering kita mengatakan; “Saya sudah berusaha dengan sungguh – sungguh.” Padahal sering kita kendur atau berhenti di tengah jalan. Padahal keberhasilan yang hendak kita capai itu tinggal satu langkah lagi.
Usaha! Sudahkah kita usahakan dengan benar pendidikan anak – anak kita. Dengan benar mendidik anak – anak secara islami menurut jalan Allah.

Usaha! Sampai dimana usaha kita untuk menahan hawa nafsu, hawa riya dan keduniaan kita. Sudahkah kita sungguh – sungguh berusaha untuk bertaubat. Untuk menjadi seorang muslim yang beriman dan bertaqwa.


MATERI RENUNGAN
CERMIN DIRI
By : Yose Rizal

0 comments:

Post a Comment