CERMIN DIRI BY : YOSE RIZAL
Sebuah Renungan – Anda termasuk orang yang seperti apa ? - Orang - orang miskin adalah bukan orang – orang yang berkeliling untuk
meminta sesuap atau dua suap makanan, satu biji atau dua buji kurma.
Seseorang bertanya ; “Kalau begitu siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Rasulullah SAW. Menjawab; “Orang yang tidak mendapatkan sesuatu yang
bisa mencukupinya. Ia malu untuk meminta – minta kepada manusia dan
tidak mau dianggap mengharpa sedekah.”
Orang yang kurang bekerja tubuhnya akan lemah. Orang yang tidak pernah tertimpa kesulitan, jiwanya akan lemah. Bila kedua-duanya kurang, maka kiamatlah orang itu.
Orang bijak mencari kesalahan pada dirinya sendiri. Orang bodoh menimpahkan kesalahannya kepada orang lain. Orang bodoh membenarkan perbuatannya yang salah dengan membandingkannya kepada perbuatan buruk orang lain.
“Orang yang murah hati dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh neraka. Orang bodoh yang murah hati lebih dicintai Allah dari pada orang ahli ibadah yang kikir.” (Hadis HR. Art Tarmidzi)
Orang berani adalah orang yang kaya ilmu, kaya pengetahuan, kaya pengalaman, kaya teman, dan kaya segala – galanya. Sebaliknya orang yang serba takut dan ragu – ragu adalah orang yang miskin ilmu, miskin pengetahuan, miskin pengalaman, miskin teman, dan miskin segala – galanya.
Orang penakut mati hanyut, orang penggamang mati jatuh. Orang berani karena benar, orang takut karena salah.
Orang yang kurang bekerja tubuhnya akan lemah. Orang yang tidak pernah tertimpa kesulitan, jiwanya akan lemah. Bila kedua-duanya kurang, maka kiamatlah orang itu.
Orang bijak mencari kesalahan pada dirinya sendiri. Orang bodoh menimpahkan kesalahannya kepada orang lain. Orang bodoh membenarkan perbuatannya yang salah dengan membandingkannya kepada perbuatan buruk orang lain.
“Orang yang murah hati dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh neraka. Orang bodoh yang murah hati lebih dicintai Allah dari pada orang ahli ibadah yang kikir.” (Hadis HR. Art Tarmidzi)
Orang berani adalah orang yang kaya ilmu, kaya pengetahuan, kaya pengalaman, kaya teman, dan kaya segala – galanya. Sebaliknya orang yang serba takut dan ragu – ragu adalah orang yang miskin ilmu, miskin pengetahuan, miskin pengalaman, miskin teman, dan miskin segala – galanya.
Orang penakut mati hanyut, orang penggamang mati jatuh. Orang berani karena benar, orang takut karena salah.
Orang
yang berakal selalu menghindar dari berbuat kesalahan, sekecil apapun
kesalahan tersebut. Jangankan kesalahan, kejanggalan yang tidak pantas
saja tidak mau dia berbuat. Dia menganggap besar setiap kesalahan yang
diperbuatnya meskipun orang lain menganggapnya kecil.
Orang yang
berakal tidak melupakan kebaikan orang lain, dia memelihara akhlak dan
budi pekerti yang baik. Budi dan jasa orang lain tidak pernah
dilupakannya. Dipujinya dalam hatinya tentang sifat baik dan budi baik
orang lain. Diakuinya didalam hatinya bila orang lebih baik daripada
dirinya. Diniatkannya di dalam hatinya hendak meniru segala yang baik
yang ada pada diri orang tersebut.
Orang yang bertaqwa adalah
orang yang taat dan patuh. Dimana saja dan kapan saja selalu mengabdi
kepada Rabb-Nya. Jika Allah melarang sesuatu, maka dengan hati ikhlas
dia akan meninggalkannya, dengan hati gembira ia akan menjauhinya.
Orang
yang bertaqwa, tentu taat menjalankan perintah-Nya. Karena ketaatan
dalam melaksanakan perintah Allah merupakan suatu kesenangan dan
kegembiraan baginya. Ia selalu rindu untuk menuaikan perintah – perintah
Allah.
Orang yang mencari – cari alasan untuk membenarkan perbuatannya yang salah dan haram ketika melanggar hukum Allah :
- Orang yang membenarkan dirinya dalam berbuat lacur dengan alas an karena terdesak hidup demi mencari nafkah.
- Orang yang mengharamkan babi tetapi menghalalkan uang dari penjualan babi.
- Orang yang menghalalkan minuman keras yang diharamkan dengan alas an, jika tidak mabuk tidak masalah.
- Orang yang menganggap mencuri tidak apa – apa asal tidak ketahuan.
- Orang yang mengkambinghitamkan atau menjadikan alas an situasi, zaman, keadaan. Padahal dirinya yang sudah rusak.
- Orang yang beralasan perbuatan judi menjadi halal dengan alasan demi pergaulan, kebersamaan dan persahabatan.
- Orang yang menghalalkan atau membenarkan pekerjaan atau perbuatannya yang buruk dan salah dengan mengambil contoh atau berpedoman kepada perbuatan orang lain yang buruk dan salah pula.
- Bermain judi ataupun tidak bermain judi, semisal main gapley/domino, bermain remi, catur, karambol, pada jam kantor dengan alas an daripada menganggur tidak ada kerjaan, daripada tidak ada di tempat.
- Orang – orang yang menghalalkan riba dengan beralasan orang lain pun begitu, lagipula sudah zamannya.
- Orang yang dengan sengaja memakan makanan yang haram seperti anjing, kucing, ular, tikus dan sebagainya dengan alas an untuk obat (kuat).
- Orang – orang yang mengharamkan babi, tetapi memakan celeng dengan alas an bahwa celeng adalah babi hutan jadi tidak haram.
- Dan lain – lain.
Orang dapat terdidik dan ahli dalam melindungi diri sendiri dengan rumus
ilmiah, dia dapat memiliki gelar akademinya dan semua berupa peradapan
serta kebudayaan yang berkilau, namun demikian binatang dalam diri rupa
yang tidak kenal dan tidak diiringi, mengikuti dan menonjol dari setiap
poin. (Bung Syahrir)
Orang diam disangka bodoh, orang sabar dikira takut. Jangan dikira orang diam dan sabar itu bodoh dan takut. Karena ada orang yang memiliki ilmu padi. Makin beisi makin merunduk. Kadang – kadang ada sebagian orang lagi memakai ilmu kucing. Pandai menyembunyikan kuku. (pandai menyembunyikan kepintaran atau ilmunya. Tidak banyak lagak dan gembar - gembor)
Orang diam disangka bodoh, orang sabar dikira takut. Jangan dikira orang diam dan sabar itu bodoh dan takut. Karena ada orang yang memiliki ilmu padi. Makin beisi makin merunduk. Kadang – kadang ada sebagian orang lagi memakai ilmu kucing. Pandai menyembunyikan kuku. (pandai menyembunyikan kepintaran atau ilmunya. Tidak banyak lagak dan gembar - gembor)
<<~~O~~>>
0 comments:
Post a Comment