CERMIN DIRI BY : YOSE RIZAL
Sebuah Renungan – Tentang Orang Tua
- Sudahkah kita membahagiakan kedua orang tua kita.
- Sudahkah kita membalas jasa kedua orang tua kita.
- Sudahkah kita menjadi anak yang membalas guna.
- Bila belum sekaranglah saatnya sebelum terlambat, sebelum ajal menjemputnya.
- Menyayangi dan mencintai kedua orang tua dengan sepenuh hati.
- Memuliakan dan menghormati kedua orang tua dengan cinta dan kasih sayang.
- Menyenangkan atau mengembirakan hati mereka.
- Menjabat tangannya bila hendak pergi atau ketika dating (bertemu), mencium tangan mereka tanda wujud penghormatan.
- Berwajah jernih dan ceria ketika berhadapan dengan mereka.
- Mendo’akan kedua orang tua setiap saat agar mereka diberi kesehatan dan panjang umur serta segala amal kebaikannya diterima oleh Allah.
- Selalu bermusyawarah dengan kedua orang tua bila hendak melakukan sesuatu.
- Senantiasa meminta restu dan do’a kedua orang tua bila hendak melakukan suatu niat atau aktivitas.
- Bersikap sopan dalam setiap situasi terutama di depan tamu atau orang lain, karena itu akan sangat menyenangkan hatinya.
- Tidak bersuara keras bila berbicara terhadap orang tua apalagi membentaknya apalagi memarahinya.
- Tidak mempunggungi atau membelakangi mereka saat berbicara atau memanggilnya.
- Tidak memandang mereka dengan pandangan yang tajam dan sinis.
- Tidak memaki, meremehkan mereka dengan kata – kata yang dapat menyinggung perasaannya.
- Mencari dan meminta ridho mereka agar hidup kita selamat dalam pinta dan do’a mereka.
- Selalu aktif dalam membantu menyelesaikan masalah – masalah rumit yang dihadapi mereka.
- Menjaga nama baik dan kehormatan mereka, teruatama dihadapan orang lain.
- Harap bersabar terhadap kekurangan dan ketidakmampuan kedua orang tua dalam mengurus dan memenuhi keinginan dan kebutuhan anak.
- Tidak menyebut – nyebut apa yang sudah diberikan kepada orang tua, sehingga tidak membuat mereka malu dan sedih.
Orang berilmu, jalan dibumi Tuhan dengan kepala menunduk kebawah
(tidak sombong). Orang berharta, jalan dibumi Tuhan kepalanya mendongak
ke atas. Artinya, kebiasaan orang berilmu itu tidak sombong.
Ketidaksombongannya itu adalah sifat asli yang lahir karena dia berilmu.
Orang berharta itu sengaja atau tidak sengaja pada umumnya adalah sombong. Karena itu adalah bawaan hawa dari hartanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu itu adalah musuh bagi orang – orang yang sombong, tinggi hati sebagaimana air bah yang menenggelamkan tempat yang tinggi.
Orang berharta itu perutnya buncit. Sedangkan orang berilmu perutnya kempes. Artinya, orang berharta itu serakah dan rakus. Dia tega dan dekat kepada kezaliman. Sedangkan orang berilmu itu bijaksana, tidak tega, tidak rakus, penyayang, santun dan suka menolong.
Orang berharta itu sengaja atau tidak sengaja pada umumnya adalah sombong. Karena itu adalah bawaan hawa dari hartanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu itu adalah musuh bagi orang – orang yang sombong, tinggi hati sebagaimana air bah yang menenggelamkan tempat yang tinggi.
Orang berharta itu perutnya buncit. Sedangkan orang berilmu perutnya kempes. Artinya, orang berharta itu serakah dan rakus. Dia tega dan dekat kepada kezaliman. Sedangkan orang berilmu itu bijaksana, tidak tega, tidak rakus, penyayang, santun dan suka menolong.
<<~~O~~>>
0 comments:
Post a Comment